Latest News

Apa hebatnya gerakan peduli tetangga?

Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf yang akrab disapa Gus Ipul mengatakan gerakan peduli tetangga bisa menjadi penyelesaian sosial di masyarakat. Gerakan peduli tetangga ini, kata dia, untuk membangkitkan kesadaran bahwa bertetangga bukanlah soal kedekatan tempat tinggal, tapi lebih semangat persaudaraan.

“Jika semangat persaudaraan menyala, maka semua persoalan bisa kita atasi bersama,” ujarnya saat sosialisasi Gerakan Peduli Tetangga di depan Peserta Pelatihan Kepemimpinan Sekdes di Kantor Badiklat Jatim Surabaya, Rabu (24/2/2016) malam.

Menurut Gus Ipul, gerakan yang diinisiasinya ini dilakukan untuk menyikapi semakin lunturnya perhatian dan kepedulian terhadap sesama, khususnya mereka yang ada di lingkungan sekitar.

Kata dia, untuk menjadi warga negara yang baik, harus diawali dengan menjadi tetangga yang baik dan peduli dengan lingkungannya. Caranya, dengan menjaga silaturahmi, gotong royong, dan bersama-sama mencari jalan keluar dari setiap masalah yang timbul di lingkungan sekitar.

Gus Ipul bercerita, ide mengkampanyekan Gerakan Peduli Tetangga muncul setelah dirinya bersama pemerhati politik dan sosial, Eep Saefulloh Fatah, melihat lunturnya nilai-nilai luhur bangsa. Hidup pertetanggaan tidak seakrab dulu. Saat ini makin banyak orang yang hanya peduli pada dirinya sendiri, tidak peduli pada lingkungan sekitarnya.

Menurut dia, lunturnya gerakan tetangga ini bisa dilihat dari beberapa kasus. Ia mencontohkan soal penggerebekan teroris. Menurut dia, para tetangga sekitar justru baru tahu jika tetangganya adalah teroris atau menderita kelaparan setelah menonton televisi atau membaca koran.

Mestinya, kata dia, jika semangat bertetangga itu baik maka tetangga terdekatlah yang lebih dulu tahu dan bisa segera mencari jalan keluar.

Karenanya, melalui Gerakan Peduli Tetangga, ia berharap bisa membangun kembali kesadaran, bahwa bertetangga bukanlah soal kedekatan tempat tinggal. Bukan sekadar komunikasi sewaktu-waktu, dan bukan sebagai tempat berkembang biaknya persoalan, tapi juga tempat menemukan jalan keluar dan saling berbagi. "Makanya, motto yang diusung adalah, Gandeng Tangan Jaga Lingkungan," ujarnya.

Salah satu peserta pelatihan yang juga menjadi sekretaris desa di salah satu desa di Kabupaten Lamongan, Ahmad Munif menyambut baik gagasan itu. Ia berjanji sekembali dari pelatihan akan langsung mensosialisasikan gerakan ini di lingkungan desanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KIM MOJO SURABAYA Designed by Templateism.com Copyright © 2014

Diberdayakan oleh Blogger.