KIM Mojo- Nama Surabaya kini semakin mendunia. Kota Pahlawan kembali mendapatkan apresiasi positif dari dunia. Surabaya menjadi satu dari 16 kota di dunia yang mendapatkan UNESCO Learning City Award di tahun 2017 ini.
Penghargaan tersebut diterima Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini di Cork, Rep.Irlandia, pada Senin (18/9) di sela-sela International Conference on Learning Cities (ICLC) ke-2 yang berlangsung 15-21 September 2017.
Ke-16 pemenang UNESCO Learning City Award dipilih oleh dewan juri internasional karena kemajuan luar biasa yang dicapai dalam mempromosikan pendidikan dan kehidupan seumur hidup. Kota-kota ini dinilai telah berada pada tahap yang berbeda untuk berkembang menjadi kota belajar. Kesemuanya menghadapi tantangan baik ekonomi, politik, sosial atau lingkungan yang spesifik untuk masing-masing wilayah dan telah berhasil menentukan pendekatan yang diadopsi.
Khusus untuk Surabaya, kota yang tahun 2016 lalu jadi tuan rumah Prepcom Habitat III ini dinilai telah mempromosikan ‘helix approach’ (pendekatan helix), yang mencakup keterlibatan semua pemangku kepentingan untuk memastikan upaya meningkatkan kesempatan belajar dan memprioritaskan kepentingan masyarakat.
Selain Surabaya, pemenang Learning City 2017 Bristol (Inggris Raya dan Irlandia Utara), Câmara de Lobos (Portugal), Contagem (Brasil), Gelsenkirchen (Jerman), Giza (Mesir), Hangzhou (China), Larissa (Yunani), Limerick (Irlandia), Mayo-Baléo (Kamerun), N’Zérékoré (Guinea), Okayama (Jepang), Pécs (Hungaria), Surabaya (Indonesia), Suwon (Korsel), Tunis (Tunisia), Villa María (Argentina).
Direktur UNESCO Institute for Lifelong Learning (UIL), Arne Carlsen menyampaikan ucapan selamat kepada kota-kota yang mendapatkan penghargaan atas usaha dan pengabdian mereka yang besar untuk mempromosikan akses terhadap pendidikan dan kesempatan belajar seumur hidup bagi warganya. Menurutnya, upaya ini mengesankan dan berjalan jauh untuk memastikan standar kehidupan yang lebih baik bagi semua orang.
“Saya berharap UNESCO Learning City Award akan memotivasi kota-kota lain di seluruh dunia untuk terus berupaya mencapai keseluruhan pembangunan secara keseluruhan guna mendapatkan pembelajaran seumur hidup, "kata Arne Carlsen.
Setelah menerima penghargaan, Wali Kota Tri Rismaharini diminta oleh UNESCO untuk menjadi pembicara di hadapan wali kota dunia yang diundang. Wali kota memaparkan tentang perkembangan kota secara menyeluruh mulai kebersihan hingga pertumbuhan Usaha Kecil Menengah (UKM), di Surabaya yang berkembang sangat drastis. Sebelumnya, Wali Kota Tri RIsmaharini mengatakan, menurut perwakilan Indonesia di Unesco, Indonesia baru pertama kali mendapatkan penghargaan ini.
UNESCO Global Network of Learning Cities merupakan jaringan berorientasi kebijakan internasional yang memberikan inspirasi, pengetahuan dan praktik terbaik. GNLC UNESCO mendukung dan memperbaiki praktik pembelajaran seumur hidup di kota-kota di dunia dengan mempromosikan dialog kebijakan dan pembelajaran sebaya di antara kota-kota anggota; menempa link; mendorong kemitraan; menyediakan pengembangan kapasitas; dan mengembangkan instrumen untuk mendorong dan mengenali kemajuan yang dicapai dalam membangun kota belajar.
UNESCO mendefinisikan kota belajar sebagai kota yang memobilisasi sumber dayanya secara efektif di setiap sektor untuk mempromosikan pembelajaran inklusif dari pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi, merevitalisasi pembelajaran dalam keluarga dan masyarakat, memfasilitasi pembelajaran untuk dan di tempat kerja, memperluas penggunaan teknologi pembelajaran modern, meningkatkan kualitas dan keunggulan dalam pembelajaran, dan mendorong budaya belajar sepanjang hidup.
sumber: www.surabaya.go.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar