Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya berupaya meramaikan dan meningkatkan daya tarik sentra ikan bulak (SIB). Salah satunya adalah dengan menggelar lomba olahan ikan, produk pertanian dan promosi kudapan pangan lokal yang digelar pada Rabu (4/5). Lomba ini diikuti oleh 31 kecamatan se-Surabaya.
Justamadji, Kepala Dinas Pertanian (Dispertan) mengungkapkan bahwa lomba yang bekerja sama dengan Kantor Ketahanan Pangan tersebut bertujuan untuk menggali keunggulan bahan lokal yang ada di Surabaya. Untuk olahan ikan, bahan yang digunakan adalah ikan patin. Untuk olahan pertanian, bahan dasar yang digunakan adalah jagung. Sedangkan untuk kudapan, peserta dibebaskan untuk memilih bahan lokal yang ada di masing-masing wilayah.
Terkait dengan optimaslisiasi SIB, Justamadji menuturkan bahwa Hingga awal Mei ini, sudah ada 158 pedagang yang menempati stan-stan di bangunan megah yang berlokasi di pesisir Pantai Utara Kenjeran ini. Menurutnya, memang masih ada sekitar 40 stan yang kosong. Daftar tunggu nya sekitar 65 pedagang. Untuk ikan asap ada 10 orang dan 55 pedagang untuk stan kerupuk dam olahan ikan laut.
Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini terlihat sumringah dengan optimalisasi fungsi SIB. Menurutnya, SIB yang diresmikan pada akhir tahun 2012 silam, memang dibuat untuk mengangkat derajat warga nelayan di kawasan Bulak dan juga warga Surabaya pada umumnya. Ia ingin mengangkat derajat nelayan di sini. Caranya dengan memberi tempat yang layak untuk berusaha (SIB) dan lalu kita mengundang orang untuk datang ke sini.
Menurut wali kota perempuan pertama di Kota Surabaya ini, berjualan di Sentra Ikan Bulak yang bangunannya bagus dan juga bersih akan membuat pedagang di kawasan Bulak “lebih dipercaya” oleh calon pembeli. Secara tidak langsung, nilai pedagang dan jualannya juga akan naik di mata pembeli. Berbeda cerita ketika misalnya pedagang masih berjualan di pinggir jalan seperti dulu.
Menurut wali kota jika para pedagang berjualan di jalan, orang yang naik mobil bagus tidak mau mampir. Kalau jualan di sini, semua orang bisa datang. Ia menyampaikan selamat datang kepada pedagang yang baru datang di SIB.
Terkait lomba olahan ikan dan olahan produk pertanian serta promosi budaya pangan lokal yang digelar Dinas Pertanian Kota Surabaya dan juga Kantor Ketahanan Pangan Kota Surabaya, wali kota menyebut sebagai sebuah inovasi. Menurutnya, mengacu pada prediksi, pada tahun 2030-an mendatang, bahan pangan yang biasa kita konsumsi, akan mulai langka.
Wali kota mengajak untuk bersama mencoba meningkatkan diversifikasi pangan dengan membiasakan mencoba pangan yang selama ini belum dcoba. Karenanya, lomba ini merupakan inovasi baru untuk meningkatkan diversifikasi pangan.
Justamadji, Kepala Dinas Pertanian (Dispertan) mengungkapkan bahwa lomba yang bekerja sama dengan Kantor Ketahanan Pangan tersebut bertujuan untuk menggali keunggulan bahan lokal yang ada di Surabaya. Untuk olahan ikan, bahan yang digunakan adalah ikan patin. Untuk olahan pertanian, bahan dasar yang digunakan adalah jagung. Sedangkan untuk kudapan, peserta dibebaskan untuk memilih bahan lokal yang ada di masing-masing wilayah.
Terkait dengan optimaslisiasi SIB, Justamadji menuturkan bahwa Hingga awal Mei ini, sudah ada 158 pedagang yang menempati stan-stan di bangunan megah yang berlokasi di pesisir Pantai Utara Kenjeran ini. Menurutnya, memang masih ada sekitar 40 stan yang kosong. Daftar tunggu nya sekitar 65 pedagang. Untuk ikan asap ada 10 orang dan 55 pedagang untuk stan kerupuk dam olahan ikan laut.
Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini terlihat sumringah dengan optimalisasi fungsi SIB. Menurutnya, SIB yang diresmikan pada akhir tahun 2012 silam, memang dibuat untuk mengangkat derajat warga nelayan di kawasan Bulak dan juga warga Surabaya pada umumnya. Ia ingin mengangkat derajat nelayan di sini. Caranya dengan memberi tempat yang layak untuk berusaha (SIB) dan lalu kita mengundang orang untuk datang ke sini.
Menurut wali kota perempuan pertama di Kota Surabaya ini, berjualan di Sentra Ikan Bulak yang bangunannya bagus dan juga bersih akan membuat pedagang di kawasan Bulak “lebih dipercaya” oleh calon pembeli. Secara tidak langsung, nilai pedagang dan jualannya juga akan naik di mata pembeli. Berbeda cerita ketika misalnya pedagang masih berjualan di pinggir jalan seperti dulu.
Menurut wali kota jika para pedagang berjualan di jalan, orang yang naik mobil bagus tidak mau mampir. Kalau jualan di sini, semua orang bisa datang. Ia menyampaikan selamat datang kepada pedagang yang baru datang di SIB.
Terkait lomba olahan ikan dan olahan produk pertanian serta promosi budaya pangan lokal yang digelar Dinas Pertanian Kota Surabaya dan juga Kantor Ketahanan Pangan Kota Surabaya, wali kota menyebut sebagai sebuah inovasi. Menurutnya, mengacu pada prediksi, pada tahun 2030-an mendatang, bahan pangan yang biasa kita konsumsi, akan mulai langka.
Wali kota mengajak untuk bersama mencoba meningkatkan diversifikasi pangan dengan membiasakan mencoba pangan yang selama ini belum dcoba. Karenanya, lomba ini merupakan inovasi baru untuk meningkatkan diversifikasi pangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar