Latest News

Menyapa Asrinya Kampung Jojoran Baru 1 Binaan Mahasiswa Unair



SURABAYA - Gang sempit perkotaan kerap diidentikkan dengan kawasan kumuh atau tidak tertata. Entah karena kesibukan warganya dengan aktivisme kerja atau lainnya. Tetapi hal itu tidak berlaku bagi gang sempit yang berada di Jalan Jojoran Baru 1 Kelurahan Mojo Kecamatan Gubeng Kota Surabaya.

Saat kita memasuki gang ini, akan dibuat takjub dengan begitu asrinya pemandangan sepanjang gang. Jalan gang yang telah dipaving itu nampak sedap dipandang mata karena hampir di setiap depan rumah warganya terdapat pot tanaman atau tanaman ukuran sedang yang menghiasi. Jalanan pun nampak bersih dan tak nampak ada sampah berserakan.

Gang sempit yang masuk wilayah RT 03 RW XII ini pun pernah diganjar penghargaan juara 1 Program Green and Clean. Ternyata prestasi tersebut punya rahasia. Disebutkan oleh Ibu Wiwik Retnowati, Kordinator ibu-ibu PKK setempat bahwa sejak 2013, kaum ibu di wilayahnya memiliki program Bank Sampah. Melalui program tersebut sampah rumah tangga dipilah dan dipilih lalu dikelola bersama.

"Ya mas, ibu-ibu ini udah lama kita kordinir untuk memilah sampahnya. Mana yang organik, sampah botol kesemuanya dipisah-pisah. Yang organik diolah kemudian menjadi pupuk tanaman pot warga di sini, yang botol dibungkus di tempat saya," ujar Ibu Wiwik saat diwawancara tim cakrawarta.com, Minggu (12/3/2017) pagi saat tengah mengkordinir ibu-ibu di kediamannya.


Menurut Ibu Wiwik, awalnya sampah dikumpulkan tiap sebulan sekali. Tetapi lambat laun stok sampah kurang memadai sehingga diubah menjadi dua bulan sekali pada hari Minggu paginya. Ibu murah senyum ini memiliki buku induk data warga yang ikut berpartisipasi sekaligus menjadi buku tabungan Bank Sampah warga.

"Yang organik diolah sendiri jadi pupuk. Kalau yang anorganik nanti diambil oleh Bank Induk Sampah yang dikelola mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) dan didukung PLN," imbuhnya.

Bank sampah inisiatif mahasiswa Unair tersebut semula bernama Bank Sampah Anggrek Berseri. Bisa jadi nama tersebut muncul karena di beberapa rumah warga nampak memelihara bunga yang menjadi simbol Puspa Pesona Indonesia seperti nampak di sebuah rumah milik Ibu Dewi. Sampah-sampah anorganik ini setelah dipilih akan dihargai per kilogramnya.

"Kalau sampah karton gitu ya mas harganya bisa mencapai Rp 1.200/kg. Tapi beda-beda tiap sampahnya. Jadi kalau botol misalnya tergantung yang bening, berwarna atau apa gitu nanti beda harganya. Intinya kalau dikumpulkan lumayan buat kegiatan bersama ibu-ibu di sini," paparnya dengan sembari tak lupa tersenyum.

Bank Sampah Anggrek Berseri ini pun pada 2014 awal keikutsertaannya pada Program Kampung Bersih bertajuk "Surabaya Green And Clean" pernah masuk 125 besar pada awal partisipasinya dan puncaknya pada 2015 silam meraih juara pertama kategori kampung pemula.

"Intinya selain positif, ke depan ini bisa menjadi tambahan pundi-pundi keuangan ibu rumah tangga di sini. Ini aja Agustus atau September kami berencana untuk jalan-jalan bareng. Cuman belum tahu kemana," kata Ibu Wiwik penuh semangat mengakhiri penjelasannya.

Kampung Jojoran Baru 1 hanya sepanjang kurang lebih 200 meter ini memang menjadi semacam oase keindahan di tengah panasnya Surabaya dan menjadi ikon kebersihan di antara selaksa tuduhan bahwa gang sempit kota kerap identik dengan pemandangan kotor. (cakrawrta)

2 komentar:

  1. Apa yang mendorong mahasiswa Unair untuk menginisiasi proyek "Bank Sampah Anggrek Berseri", dan bagaimana operasionalnya untuk mendorong daur ulang sampah?
    Regard Telkom University

    BalasHapus

KIM MOJO SURABAYA Designed by Templateism.com Copyright © 2014

Diberdayakan oleh Blogger.