Latest News

Magma Sudah Naik di Kedalaman 5 Km



Inilah hasil analisis terbaru Pusat Volkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM terkait aktivitas vulkanik Gunung Agung. Saat ini, magma sudah terakumulasi naik ke kedalaman 5 kilometer dari puncak Gunung Agung dan tinggal tunggu waktu untuk meledak, mengeluarkan lava dan gas beracun. Gubernur Made Mangku Pastika pun tegaskan Bali sudah siap hadapi kemungkinan terburuk.

Perihal terakumulasinya magma di kedalaman 5 kilometer dari puncak Gunung Agung ini diungkapkan Kepala PVMBG Badan Geologi Kementerian ESDM, Kasbani, di Pos Pengamatan Gunung Api Gunung Agung di Banjar Rendang Dangin Pasar, Desa/Kecamatan Rendang, Karangasem, Kamis (21/9). Kasbani menyebutkan, dalam kondisi normal sebelumnya, magma terkumpul di kedalaman 100 kilometer dari puncak Gunung Agung. Namun, setelah terjadi gesekan dan suhu terus meningkat hingga mencapai 5.000 derajat celcius, maka magma meleleh dan bergerak ke atas, hingga terkumpul di kantong berkedalaman 5 kilometer.

Menurut Kasbani, letusan Gunung Agung nanti akan mengeluarkan material abu, pasir, kerikil, belerang beracun, selain juga gas seperti H2S, CO2, HF, CN, SO2, dam H2O. Disebutkan, awalnya dua lempengan bumi di kedalaman 100 kilometer dari kawah Gunung Agung terjadi gesekan, hingga mengakibatkan batuan karena panas tinggi. Ma-terial magma kemudian bergerak menerobos bantuan-batuan yang ada di atasnya, sehingga menimbulkan gempa-gempa vulkanik ratusan kali.

"Munculnya gempa berkali-kali itulah dijadikan acuan bahwa kegiatan gunung berapi meningkat dan potensi meletus," jelas Kasbani yang kemarin didampingi didampingi Kepala Bidang Mitigasi PVMBG Badan Geologi Kementerian ESDM, I Gede Suantika.

Kasbani menyebutkan, jika terjadi erupsi Gunung Agung, material akan terlontar sejauh 6-10 kilometer. “Itu sebabnya, kami rekomendasi jika terjadi letusan awan panas bersuhu 5.000 derajat celsius, penduduk agar menjauhi radius 7,5 hingga 12 kilometer,” katanya.

Sisi negatif gunung meletus, kata Kasbani, antara lain, mata air akan mengering, tumbuhan di sekitar layu, sering terdengar suara gemuruh, asap menyebabkan ISPA, aktivitas lumpuh, lava dan lahar merusak infrastruktur, pencemaran udara, pariwisata terganggu dan sebagainya. Sedangkan sisi positifnya, antara lain, muncul banyak material batu dan pasir untuk bahan bangunan sehingga penambang jadi memiliki lahan pekerjaan, tanah subur, timbul mata air mengandung mineral, ada potensi membangkitkan listrik panas bumi di areal gunung meletus.

Sementara, pasca ditetapkannya Gunung Agung dalam status siaga, Gubernur Made Mangku Pastika langsung perintahkan segera membangun tenda pengungsian dan mempersiapkan segala keperluan menghadapi hal terburuk. Untuk memastikan semua berjalan sesuai rencana, Gubernur Pastika pun terjun tunjau beberapa lokasi penampungan pengungsi, Kamis kemarin, seperti di GOR Swecapura Klungkung, Lapangan Umum Ulakan (Kecamatan Manggis, Karangasem), dan Pos Komando Induk di Pelabuhan Tanah Ampo (Kecamatan Manggis, Karangasem).

Setelah melihat secara langsung ke lapangan, Pastika memastikan Bali siap hadapi kondisi terburuk erupsi Gunung Agung. “Kesiapan kita dari dua (lokasi) ini saja. Yang di Buleleng yakni Desa Les, Desa Sambirenteng, dan Desa Tembok (Kecamatan Tejakula) saya dengar juga sudah siap,” jelas Pastika di Lapangan Umum Ulakan, Kamis kemarin.

“Karena itu, kita laporkan kepada seluruh masyarakat Bali, Indonesia, dan internasional bahwa kita sudah siap menghadapi kemungkinan terburuk, walaupun semua berdoa berharap tidak pernah terjadi. Hope for the best prepare for the worst,” tandas Pastika.

Pastika menegaskan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) seluruh Bali sudah dikerahkan, dibagi dalam zona-zona. Hal tersebut dilakukan untuk memudahkan koordinasi dan pelaksanaan tugas kegawatdaruratan. Selain itu, juga telah ditetapkan Pos Komando Tanggap Darurat Bencana di Pelabuhan Tanah Ampo, yang dipimpin langsung Bupati Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri.

Kesiapan lainnya dari segi peralatan, seperti tenda-tenda pengungsi, dapur umum, fasilitas kesehatan, dan juga dukungan bahan logistik bagi pengungsi. “Kepala BNPB sudah bertemu saya, menyatakan kesiapannya untuk mendukung operasi ini. Kalau kurang biaya mereka siapkan, kurang peralatan mereka siapkan, kemampuan teknis juga mereka siapkan. Sekali lagi, tidak perlu khawatir,” tegas Gubernur yang mantan Kapolda Bali ini.

Kamis kemarin, Pastika didampingi Bupati IGA Mas Sumantri juga sempat mengunjungi pengungsi di Wantilan Pura Puseh, Desa Tabola, Kecamatan Sidemen, Karangasem. Bupati Mas Sumatri memaparkan, pengungsi dari desa-desa radius 6 kilometer dari kawah puncak Gunung Agung yang mengungsi di Kecamatan Sidemen mencapai 507 orang. Mereka ditampung di Desa Tabola dan Desa Sangkan Gunung.

Sementara itu, Kapolda Bali Irjen Petrus Reinhard Golose menegaskan situasi dan kondisi di wilayah Karangasem terkait erupsi Gunung Agung masih terkendali. Jika Gunung Agung benar-benar meletus, Polda Bali sudah siap kerahkan 13.000 personel kepolisian.

“Kita tak bisa memprediksi, karena ini merupakan natural disaster (bencana alam), yang berbeda dengan man disaster (buatan manusia). Karenanya, kerjasama seluruh stake holder sangat penting. Kita siapkan 13.000 personel kepolisian,” ujar Kapolda Petrus Golose di Kuta, Badung, Kamis kemarin.

Disebutkan, kegiatan rutin yang telah dilakukan terutama Polres Karangasem dan Polres Klungkung adalah membantu para pengungsi dan distribusi bantuan. Begitu juga pasukan Brimob Polda Bali bersama jajaran TNI sudah membuat pos untuk mem-back up pemerintah daerah dan BNPB.

“Masing-masing stakeholder sudah melaksanakan fungsinya dengan baik, para relawan juga sudah siap. Saya juga sudah menggelar rapat dengan pejabat utama dan Kapolres se-Bali, apabila aktivitas Gunung Agung meningkat, maka kami akan all out,” tandas Jenderal Bintang Dua lulusan Akpol 1988 ini.

Kapolda Petrus Golose juga mengingatkan masyarakat untuk tidak mudah terpancing informasi hoax di media sosial. “Saya sudah cek foto-foto yang beredar di media sosial dan semuanya hoax. Saya minta jangan menyebar berita maupun foto yang membuat resah masyarakat, serta berdampak ke kunjungan wisatawan,” pintanya
AMLAPURA, NusaBali

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KIM MOJO SURABAYA Designed by Templateism.com Copyright © 2014

Diberdayakan oleh Blogger.