Berbagai giat dilakukan oleh rakyat Indonesia dalam memperingati hari kemerdekaan Republik Indonesia ke-75 dari lomba-lomba agustusan, menghias gapura kampung, mengecat paving jalan kampung, memasang umbul-umbul warna warni, mengibarkan bendera merah putih di tiap rumah dan menggelar acara tirakatan menyonsong detik-detik kemerdekaan Republik Indonesia ke-75 dan esoknya dilaksanakan upacara pengibaran bendera sang saka merah putih serentak di seluruh pelosok penjuru tanah air Republik Indonesia.
Pandemi covid-19 merubah tatanan tradisi yang mengakar pada masyarakat kampung seperti lomba-lomba agustusan hampir semua kampung tidak menggelar karena wilayah kelurahan mojo masih dalam zona merah, kegiatan yang biasa jadikan magnit kawula muda berkumpul dengan segudang aksi maupun kreasi itu raib tertelan wabah virus corona yang menyerang dan menyebar begitu cepat ke masyarakat, begitu miris kemerdekaan yang sepatutnya bisa dirasakan oleh semua lapisan masyarakat kini terkurung rapat oleh wabah virus yang membelenggu, begitu tutur senior karang taruna kelurahan yang juga ketua Mojo Tanggap Covid kelurahan mojo yang akrab disapa dengan nama Cak Chod.
Warga masyarakat kampung khususnya lingkungan kelurahan mojo tidak diam tetap bersemangat meski Corona Membelenggu, Nyali Kemerdekaan Tetap Mebara dalam memperingati kemerdekaan Republik Indonesia ke-75, mempercantik kampungnya, bergerak bersama bergotong royong mencipta kreasi untuk warganya agar bisa dinikmati, papar punggawa penggerak kampung di lingkungan mojo, tokoh muda sang inspirator yang akrab di sapa dengan bang amin (babe) asli orang Betawi.
Dalam memperingati hari HUT RI ke-75 warga masyarakat RT8/RW12 kelurahan mojo bersemangat bergotong royong melakukan pengecatan menyonsong 17 Agustus 2020 bahu membahu tercipta ikhlas terbungkus dalam jiwa-jiwa warga masyarakat kampung, guyub rukun yang membumi tergambar apik dalam pigura semangat kemerdekaan.
Begitu juga yang dilakukan oleh warga RW7 bapak Sukadi bersama warganya mencipta kebersamaan kegotong royongan bahu membahu membuat lampion dari sampah plastik (recycle) yang terpasang di sepanjang sungai yang melintas di wilayahnya, bara semangat mereka (warga kampung) tidak pernah redup dalam mengisi kemerdekaan, kebersamaan ini tidak sebanding dengan jasa-jasa para pahlawan yang rela berkorban, berjuang untuk bangsa dan negaranya, papar bapak sukadi selaku ketua RW7 keluran mojo.
Dkumtasi dari berbagai sumber/PnulisCakpul/kampoengsamba
Tidak ada komentar:
Posting Komentar